Profesor Ini Meratap Sedih, Mempunyai 3 Anak Perempuan yang Cantik, Tapi Bisu! Dia pun Bertanya kepada Biksu. Dia Terkejut Saat Ditanya, “Masih Ingat Apa yang Anda Lakukan 25 Tahun Silam?”

Ada pasangan suami-isteri profesor memiliki tiga anak perempuan yang sangat cantik. Pasutri bergelar profesor ini sekarang berusia lima puluh lima tahun. Mereka memiliki tiga anak perempuan yang cantik, yang masing-masing berusia 20, 23, dan 25 tahun. Meski usia sudah waktunya menikah, tapi hingga sekarang tidak punya calon.
Tak heran banyak yang melamar, namun pada akhirnya mereka mundur satu persatu. Alasannya karena ketiga putri profesor itu … bisu!
Sebagai seorang profesor intelektual, mereka tidak pernah percaya dengan karma pasutri, profesor ini secara berturut-turut melahirkan tiga anak perempuan bisu.
Pukulan yang berat ini membuat mereka kecewa, sedih dan muram, wajah mereka juga tampak semakin tua.
Tiba-tiba mereka menyadari, harta benda ternyata tak bisa membuat mereka bahagia.
Cacat fisik ketiga anak perempuannya membuat mereka merasa takut, cemas dan tak berdaya.
Pasangan profesor yang akan segera memasuki usia senja, yang tersiksa secara batin dan jasmani jangka panjang, dan tidak bisa disembuhkan dengan obat itu, berangsur-angsur mulai tertarik dengan agama.
Atas rekomendasi temannya, akhir pekan lalu mereka pun mendengarkan ceramah kehidupan dari biksu.


Tak disangka, ketika sampai di biara, seorang biksu lalu bercerita tentang sebab dan akibat.
Biksu tersebut berkata, hukum sebab-akibat dari “karma baik dan jahat” itu eksis secara objektif, dan itu memang adanya. Tidak peduli Anda percaya dan tidak, kita semua hidup dalam hukum sebab-akibat.
Kita masing-masing harus bertanggung jawab atas perilaku baik dan jahat yang kita perbuat, setiap orang dapat menciptakan takdir mereka sendiri.
Jika anda yang melakukan kejahatan itu, maka Anda akan merasakan balasan yang menyakitkan!
Kata-kata biksu itu bagaikan gaung yang membahana, seketika meresap ke dalam sanubari profesor!
Dia merasakan garis pandang biksu itu seakan-akan menusuk ke arahnya.
Seusai ceramah, si profesor langsung menemui sang biksu, dan tak disangka, sang biksu pun langsung bertanya, “Apa yang pernah Anda lakukan pada 25 tahun yang lalu … Anda tahu sendiri kan?”
Sang profesor terkejut seketika mendengar pertanyaan itu! Dan dia pun terbayang dengan peristiwa 25 tahun yang lalu, dia pernah melakukan sesuatu yang membuatnya tak bisa melupakannya.
Dua bulan setelah menikah, isteri profesor pun hamil, dan dia sangat bahagia ketika itu.
Setiap akhir pekan, profesor selalu jalan-jalan ke pantai atau ke tempat yang indah.
Suatu hari saat profesor menghadiri undangan, mobilnya diparkir di alun-alun vihara.
Baru saja membuka pintu mobil, segerombolan anak-anak gelandangan langsung mengemis padanya.
Sekadar diketahui, profesor ini paling benci dengan anak-anak pengemis, ia bukan saja tidak bersedekah, bahkan berpesan pada orang-orang untuk tidak memberikan uang pada mereka.

Menurutnya hanya akan menumbuhkan kebiasaan buruk, bukannya mencari pekerjaan yang halal, malah bermalas-malasan, gerombolan anak-anak pengemis itu pun membubarkan diri setelah mendengar ocehan profesor.
Seusai menghadiri undangan tersebut, profesor pun berjalan ke mobilnya. Namun, dia kaget melihat mobil barunya penuh bekas goresan memanjang dari ujung ke ujung dengan benda tajam. Profesor pun seketika naik pitam, dan langsung menuduh anak-anak gelandangan yang tadi mengemis padanya yang melakukan. Dia memandang ke sekeliling dan melihat ada 4 sampai 5 anak-anak tanggung usia puluhan tahun di sebuah pohon mangga sedang bermain melempar koin.
Sang profesor langsung menghampiri mereka dan tanpa banyak tanya lagi langsung menampar mereka satu persatu, kemudian memaksa mereka untuk mengatakan siapa yang menggores mobilnya.
Karena tidak ada yang mau mengakuinya, profesor kemudian mengancam akan membawa mereka ke kantor polisi.
Dan karena tak berdaya, salah satu anak yang lebih besar berkata sambil menunjuk ke arah seorang bocah gelandangan yang berpakaian compang camping yang sedang mengemis pada orang asing di sana.
Profesor pun segera berlari ke sana dengan penuh emosi, dan menyeret bocah gelandangan itu ke mobilnya, sementara anak-anak gelandangan lainnya melarikan diri.
Profesor kemudian menampar muka anak itu, lalu menginterogasinya mengapa menggores mobilnya?
Setelah cukup lama ditanyakan, dan tidak ada respon, baru diketahui ternyata bocah itu bisu.
Dia hanya menggerak-gerakkan tangannya dengan pandangan mata ketakutan, pandangan yang sembab dan mengibakan.
Profesor tidak mengerti arti isyarat dari tangannya, ia pun berpikir anak itu pasti masih menyimpan dendam karena tadi sempat berpesan untuk tidak memberi uang pada anak-anak jalanan.
Jadi, profesor pun dengan murka menampar dan menendang keras dada bocah gelandangan itu hingga terkapar dan langsung memuntahkan darah segar dari mulutnya.
Sementara itu, orang-orang yang berkerumun segera menghentikan tindakan profesor yang lepas kendali, dan membawa pergi si bocah gelandangan.
Sebelum pergi, bocah gelandangan itu sempat menoleh dan menatap tajam ke arah profesor, pandangan mata yang dipenuhi dengan kebencian yang dalam.


Belakangan bocah gelandangan itu menetap sementara di kuil, dan ia menjadi cacat setelah pulih dari lukanya.
Orang-orang tahu persis bocah gelandangan itu adalah anak yang baik, mobil profesor pun bukan dia yang mengoresnya, tapi profesor telah salah menganiayanya.
Belakangan, pada akhir tahun ketika itu, isteri profesor melahirkan seorang anak perempuan yang manis, namun, sampai usia dua tahun belum bisa berbicara.


Lalu anak perempuan keduanya lahir, tapi belum bisa berbicara meski sudah berumur tiga tahun.
Belakangan melahirkan lagi anak perempuan ketiga, dan kali ini langsung diperiksa dokter, dan lagi-lagi anak perempuan bisu!
Karena takut anak keempat, kelima dan seterusnya melahirkan anak bisu lagi, isteri profesor pun segera meminta dokter untuk operasi sterilisasi.

“Biksu … Anda….!” kata profesor terpaku tidak melanjutkan bicaranya.
“Jangan melakukan hal buruk apa pun jika tak ingin mengalami akibat buruknya itu berbalik pada diri sendiri.”
“Sering-seringlah berbuat amal kebaikan, sebagai bekal untuk menebus dosa.” Kata biksu itu dengan lembut sambil berlalu…”
Mungkin profesor itu tidak menyangka, akhir dari akibat perbuatannya yang semena-mena tanpa bukti itu ternyata menyusahkan anak-anaknya sendiri yang tak tahu apa-apa.
Hanya bisa mengatakan bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendak-Nya!



Sumber: goodtimes.my



Investment Property Loans: Quick Answers to Your Questions What is an investment property loan?

An investment property loan is a cash credit obtained for the purpose of purchasing a residential or commercial property wherein the property buyer plans to make an ongoing or long-term profit in the future. The money granted as loan may be used to purchase a vacation property, a piece of land, condominium unit, upper fixer property, apartment, single-family house and a single detached house. However, the money granted as loan cannot be used for other business purposes. There are three major types of investment loans, and they are those that require collateral, those that need a big down payment (higher than 20 percent) to get lower interest rates and the ones that either require the investor to pay the down payment cash or only a part of it.

What are the loan requirements?

To be able to obtain an investment property loan, you need to have a good credit score, enough cash reserve to make payments during months when your investment property has no income, at least 20 percent down payment, proof of income and most of all the property that you wish to purchase must pass the property appraisal. For those who do not have a very good credit score, there is still chance for you to get approval. You may consider getting an investment partner who has a very good credit rating. If you wish to get an investment property loan, it is important to strengthen your credit rating at least six months before your loan application. Paying off delinquent debts and closing old accounts only before getting a loan might negatively affect your chances for loan approval. If you have a low credit score, it is most helpful to get professional advice before you do any kind of measures.

What is the process of getting an investment property loan?

Assuming that you have already strengthened your credit score as a preliminary step, the first step is to aggressively shop around for lenders and compare their interest rates before making a decision. Aside from interest rates as your major consideration in choosing a lender, also scrutinize their lending requirements because there are some lenders that are less stringent than others. Then, file your application and you will be asked for your personal information such as your employer's name and address, your social security number and many more. After you complete the application process, a verification process will be performed by the bank or lender. They will check your credit score and perform an income evaluation. After you pass the verification, the lender will check if you can afford to make a substantial down payment which would be around 20-35 percent depending on the lender you've chosen. Applying for investment property loans nowadays have become more strict compared to before, and to get approval you don't only need enough down payment and proof of your excellent credit record, you also have to choose a property that is worth your investment property loan and that will be profitable in the future.

Featured Video